Jumlah korban tewas akibat letusan Gunung Merapi, menurut data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mencapai 116 orang. Jumlah ini tersebar di sejumlah wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Sebanyak 104 orang berasal dari Kabupaten Sleman, 7 orang dari Kabupaten Magelang, 2 dari Kabupaten Klaten dan 3 dari Kabupaten Boyolali.
Selain korban tewas, jumlah korban luka juga cukup besar yakni mencapai 218 orang terdiri atas 147 orang di Kabupaten Sleman, 14 orang Kabupaten Magelang, dan 57 orang Kabupaten Klate.
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan bertambah karena pihaknya saat ini masih melakukan pendataan. Menurut dia, masih ada beberapa daerah yang luput dari penyisiran tim evakuasi.
“Saya masih menggunakan sistem penanganan pengungsian yang telah dirintis oleh pemerintah daerah. Intinya adalah berusaha memenuhi semua kebutuhan pengunsian,” ujarnya usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Gedung Agung, Sabtu (6/11/2010) malam.
Menurut Syamsul, ada dua pokok perhatian penanganan tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi. Pertama, penanganan wilayah berbahaya dari gunung Merapi, termasuk tempat-tempat yang sudah ditinggalkan penduduk dan kedua penanganan pengungsian.
Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya telah membentuk organisasi tanggap darurat yang mengkordinasikan dua gubernur yaitu Gubernur Daerah IStimewa Yogyakarta (DIY) dan Gubernur Jawa Tengah, TNI dan Kepolisian. Mereka ditempatkan pada titik-titik pengungsian yang membutuhkan.
Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BNPB di Yogyakarta juga mencatat gelombang pengungsi yang mencapai 198 ribu orang.
Di kabupaten Sleman pengungsi tercatat sebanyak 56.000 jiwa, Kabupaten Magelang sebanyak 62.000 jiwa, Kota Magelang 2.000 jiwa, Kabupaten Klaten 40.000 jiwa, dan Kabupaten Boyolali 30.000 jiwa. Seluruh pengungsi tersebar di 120 titik pengungsian.(okezone.com)