Sunday, December 26, 2010
Batu Bara Siap Dorong BUMI ke Atas Rp3.000
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (27/12) diprediksi menguat. Tipisnya volume transaksi saat kenaikan harga batu bara ke level US$124,75 per metrik ton menjadi katalisnya. Strong buy!
Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini salah satunya karena faktor harga batubara yang terus menguat dan sudah mencapai US$124,75 per metrik ton. Ini berdasarkan harga mingguan di Newcastle.
Kenaikan tersebut, imbuh Willy, bersamaan dengan peluang tipisnya volume transaksi dalam 4 hari perdagangan akhir 2010 ini. Karena itu, akan sangat mudah bagi saham BUMI terangkat, dibandingkan pada saat volume transaksi besar.
“BUMI akan mengarah ke level resistance Rp3.150 dan Rp2.925-2.850 sebagai level support kuatnya. Sebab, support Rp2.850 susah ditembus,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.
Pada perdagangan Kamis (23/12) saham BUMI ditutup stagnan di level Rp2.975. Harga tertingginya mencapai Rp3.000 dan terendah Rp2.925. Volume transaksi mencapai 20,5 juta unit saham senilai Rp61,1 miliar dan frekuensi 842 kali.
Lebih jauh Willy mengatakan, dalam situasi tipisnya transaksi, kemudian ada satu saja hedge fund yang mau mengangkat saham BUMI tentu akan sangat mudah. Keadaan ini berbeda jika penawarannya padat hingga 40 ribu lot. Apalagi, 100 ribu lot, sangat susah ditembus. “Jika hanya posisi saat ini, 4-5 ribu lot atau 10 ribu, sangat gampang ditembus,” ungkapnya.
Di sisi lain, potensi penguatan saham BUMI juga karena faktor pembayaran utang-utang perseroan hingga akhir 2010 ini. Hal itu akan terlihat di pembukuan BUMI akhir tahun ini yang sudah bisa dilihat investor pada awal Januari 2011. “Memang, berita-berita itu tidak signifikan mengangkat saham ini, tapi akan menjaga saham ini dari kejatuhan,” ucapnya.
Menurutnya, pelunasan utang sudah dijanjikan perseroan direalisasikan akhir tahun ini sehingga akan menjadi pendongkrak saham ini. Utang senilai US$600 juta dibayar dua kali. Tahap pertama US$300 juta dan US$300 juta di tahap berikutnya. “Hanya saja, untuk pastinya bisa dilihat di pembukuan BUMI akhir tahun ini,” tandas Willy.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, meski saham ini ditutup stagnan, hanya satu broker asing yang membuat BUMI ditutup di bawah Rp3.000 ke level Rp2.975. Ini menandakan, investor asing menginginkan saham BUMI di harga Rp2.975. Jika ditutup di level Rp3.000, investor tersebut khawatir saham ini akan terus naik di atas Rp3.000 awal pekan ini sehingga tidak mendapatkan harga yang rendah.
Pasalnya, pada transisi libur ini, market domestik masih bisa rebound hingga 30 poin lagi. Willy berkeyakinan saham BUMI juga akan ditutup di atas Rp3.000 awal pekan ini dan Rp3.300 di akhir tahun.
Jika terjadi suatu keajaiban, level tersebut tidak mustahil akan tercapai. “Saya rekomendasikan strong buy saham BUMI karena sangat menarik di January Effect 2011,” imbuh Willy. [mdr]