Rapat Paripurna Pemekaran dPRD Sumut ini dipimpin lima pimpinan  dPRD Sumut antara lain, Ketua dPRD Sumut Saleh Bangun yang didampingi  empat Wakil Ketua diantaranya Chaidir Ritonga, HM Affan, Sigit Pramono  Asri serta Kamaluddin Harahap.
Fraksi demokrat melalui juru bicaranya Guntur Manurung SE yang  menjadi pembuka dalam pemberian pendapat fraksi tersebut. menyatakan,  demokrat menyetujui dan mendukung pemekaran.
Penegasan itu juga diungkapkan wakil ketua komisi B dPRD Sumut,  kepada Sumut Pos seusai paripurna. “Demokrat menilai, dari hasil Pansus  Pemekaran terhadap tiga daerah tersebut bisa dan layak untuk  direkomendasikan menjadi provinsi pemekaran ke pemerintah pusat,”  tukasnya.
Akhirnya, kesimpulan bahwa dPRD Sumut menyetujui dan merekomendasikan ketiga provinsi pemekaran tersebut yakni, Protap, Sumtra dan Kepulauan Nias tersebut dibacakan oleh juru bicara Tim Perumus Pemekaran Provinsi dPRD Sumut Richard Eddy M Lingga, sesaat sebelum Rapat Paripurna Pemekaran tersebut berakhir.
Misi Salibis dibalik Provinsi Tapanuli
Sebelumnya Mantan aktivis Partai damai  Sejahtera (PDS) yang telah  masuk Islam Mowo Purwito pernah  mengungkapkan bahwa kalangan Kristen  ingin berkuasa setelah beberapa  kali pemilihan gubernur Sumut mereka  kalah. Menurutnya yang bisa dikendalikan sekarang adalah membentuk  provinsi sendiri di mana mereka memang kuat di sana. ”Memang ada  aspirasi berbasis agama,” katanya. Kondisi ini dimanfaatkan pula oleh  orang-orang yang memiliki kepentingan lain baik jabatan maupun  kekuasaan, apalagi menjelang Pemilu.
Menurut Mowo, pihak PDS sudah lama mendukung Provinsi Tapanuli  (Protap). Apalagi beberapa orang PDS memang menang di daerah ini. Malah  beberapa waktu lalu seorang calon anggota legislatif PDS berinisial PJS  ditangkap aparat kepolisian. Calon dari Langkat, daerah yang bukan  termasuk dalam wilayah cakupan Protap ini diduga kuat sebagai pengerah  massa sebanyak tiga truk ke Kantor dPRD Sumut di Medan.
Selain itu menurut Ridwan Rangkuti, Pengamat Politik dari USU  menyatakan jika di Poso dan Ambon kaum salibis masuk melalui jalan adu  domba, maka di Sumut mereka memanfaatkan kaum kapitalis dengan modalnya  untuk kepentingan agama. Bukan rahasia umum, beberapa kali agenda besar  umat Kristen dilaksanakan di Tapanuli. Bahkan skalanya nasional.
Umat muslim tentu juga masih ingat bagaimana Ketua dPRD Sumatera  Utara, Abdul Aziz Angkat harus mangkat. Aksi unjuk rasa anarkis yang  dilakukan oleh massa pendukung terbentuknya Provinsi Tapanuli (Protap)  di gedung dPRD Sumatera Utara, Selasa (3/2/2010), menghentikan karirnya  sebagai Ketua dPRD untuk selamanya.
“Saya menyatakan bahwa, karena ini aspirasi politik, maka saya akan  dengan berat hati dan  sambil menangis akan meneruskan rekomendasi ini ke  pemerintah pusat.  Sekali lagi saya katakan, saya atas nama Pemprovsu  karena ini aspirasi  politik, dengan berat hati dan sambil menangis saya  akan teruskan ini ke pusat,” kata Gatot Pujo usai menghadiri rapat  paripurna pemekaran di dPRD Sumut, seperti diberitakan Sumut Pos.  (voaI/rasularasy/arrahmah.com)