Saturday, April 23, 2011

Polda Kepri Koordinasi dengan Singapura

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/04/23/1508335620X310.jpg

BATAM, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Kepulauan Riau telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian Singapura guna mengungkap pelaku perompakan atas MT Namse Bangdzod. Meski perompakan awalnya terjadi di perairan Masalembo, Laut Jawa, pada 15 April tetapi kapal terakhir buang lego di Selat Singapura pada 20 April 2011.
"Polda Kepri telah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut dan aparat kepolisian Singapura dalam rangka mengungkap pelaku," kata Kepala Divisi Humas Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) Ajun Komisaris Besar Hartono di Batam, Sabtu (23/4/2011).
Sejalan dengan itu, Hartono menambahkan, polisi masih mendalami kasus. Untuk itu, pemeriksaan terhadap 14 awak kapal masih diperlukan.
MT Namse Bangdzod yang memuat 1.800 ton solar berangkat dari Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/4/2011) pukul 22.00 WIB, dengan tujuan Samarinda, Kalimantan Timur. Perompakan terjadi di tengah perjalanan atau sekitar 15 jam perjalanan dari Pelabuhan Gresik, yakni pukul 17.00 WIB Jumat (15/4/2011).
Pelakunya diperkirakan berjumlah delapan orang. Semuanya warga negara Indonesia. Mereka setidaknya membawa senjata tajam seperti clurit, sangkur, linggis, dan pedang, serta menggunakan dua kapal.
Setelah mengusai kapal milik PT United Shipping Indonesia tersebut, perompak menyekap awak kapal dan mengarahkan kapal ke Selat Singapura. Setelah berhasil mentransfer sekitar 800 ton solar ke kapal penadah, perompak kabur dengan membawa berbagai peralatan dan perlengkapan kapal.
Pada Rabu (20/4/2011) dini hari, awak kapal akhirnya berhasil membebaskan diri. Kemudian mereka ditolong Singapore Police Coast Guard dan diserahkan berikut kapal ke Direktorat Kepolisian Air Polda Kepri pada Rabu (20/4/2011) siang. Sampai saat ini, MT Namse Bangdzod berikut awaknya masih berada di Batam.